HERE COMES THE DAY (DAY #1 - PENGAJIAN dan SIRAMAN) - Part 1


3 April 2015Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Hampir semua persiapan sudah siap dari hari sebelumnya, tenda dan kursi sudah dipasang dan di tata saat H-1, dekorasi sudah dipasang dari malam hari nya, dan semua ubo rampe sudah siap dari pagi-pagi hari. 


Ubo Rampe untuk Siraman

Hari pertama dimulai dengan pengajian, memohon agar acara dan rumah tangga kami nanti berjalan dengan lancar dan selalu diberkahi Allah SWT. Bismillahirrahmanirrahim. Pengajian dibimbing oleh Ibu Hj. Farida Hanum, guru ngaji mama dari jaman saya masih pakai rok merah. Pengajiannya bukan tipical pengajian yang ada nyanyi, tetapi lebih ke bagaimana sih caranya hidup berumah tangga yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Al-Quran dan hadits. Oh iya, selain pengajian di rumah saya, minggu sebelumnya juga sudah dilaksanakan pengajian di rumah masDim, di Bandung. 

Acara selanjutnya adalah siraman, yang dimaksudkan untuk membersihkan diri secara suci lahir dan batin. Sambil menunggu persiapan saya untuk siraman, papa dan mama memasang beleketepe di depan rumah. Arti dari beleketepe ini merupakan penanda bahwa di dalam rumah sedang berlangsung acara yang sakral dan suci. Beleketepe berasal dari kata Bale (artinya tempat) dan Ketapi (dari kata tapi yang berarti membersihkan dan memilahkan kotoran-kotoran untuk kemudian dibuang). Kalau diartikan secara luas merupakan ajakan Orang Tua calon pengantin kepada semua orang yang terlibat di dalam acara dan kepada para undangan, ketika masuk ke dalam area yang sudah dipasang beleketepe untuk bersama mensucikan hati agar acara berlangsung secara khidmat dan setelah selesai acara semua orang yang hadir menjadi suci secara batin. Itulah harapan dan filosofinya. 


Pemasangan beleketepe
Seharunya pemasangan beleketepe dilakukan oleh sang Ayah, tapi karena berhubung ngga ada tangga yang bisa menumpu bobot di atas 100kg (dan daripada malah kenapa-kenapa, hehe) jadi yang memasang beleketepe si kakak.
Selain beleketepe juga ada pemasangan tuwuhan yang terdiri dari pisang tandan, kelapa gading dan teman-temannya (maaf ya saya ngga apal semua :p). 


Pemasangan tuwuhan

Setelah pemasangan beleketepe selesai dan saya sudah siap, selanjutnya rangkaian acara siraman dimulai. Dari mulai mencampur tujuh sumber air dan ubo rampe lainnya, sungkeman, siraman, gunting rambut, sampai menggendong calon pengantin yang dilakukan oleh sang Ayah. Tapi berhubung calon pengantinnya berat, jadi gendongnya hanya pura-pura saja, hehe.

Semua perlengkapan siraman termasuk souvenir (by Wangsa Jelita) sudah siap!

Mencampur tujuh sumber mata air dan sungkeman
Sebelum siraman seluruh badan termasuk muka diolesi sesuatu (entah apa, saya lupa :p)


Pura-puranya di gendong :p
Prosesi terakhir dari siraman adalah tanam rambut, melepas ayam dan dulangan (suapan) terakhir. Pelepasan ayam jantan merupakan suatu simbolis bahwa orang tua sudah sepenu hati ikhlas melepas putrinya untuk hidup mandiri dengan laki-laki pilihannya. Suapan terakhir dilakukan oleh kedua orang tua bergantian kepada calon mempelai sebagai simbol bahwa tugas orang tua sudah selesai dalam membesarkan dan mendampingi anaknya.


Prosesi tanam rambut, lepas ayam dan dulangan

No comments:

Post a Comment